Sendirian ke Rinjani?? (kenapa tidak??)

rinjani

Banyak sekali orang yang ingin mendaki Gunung Rinjani yang terkenal keindahannya hingga ke manca negara itu. Tapi banyak yang terus mengurungkan niatnya atau tertunda keinginannya karena berbagai alasan, salah satunya adalah karena ngga ada teman. kalau hanya gara-gara tidak ada teman kayaknya sayang sekali. Rinjani bisa didaki sendiri kok, kenapa saya bicara begitu? ya karena Rinjani adalah satu-satunya gunung di Indonesia yang sudah tertata rapi sistim pengelolaannya. Baik dari segi informasi, guide dan porternya, bahkan sekarang dari disana sudah ada guide wanitanya.

Sendirian ke Rinjani? kenapa tidak….? anda bisa melakukannya dengan syarat yang pasti siapkan kocek anda untuk dirogoh lebih dalam, dibandingkan jika anda pergi beramai-ramai. Saya pernah melakukan hal ini, waktu itu lagi BT habis dan ngga tau harus ngapain, lantas muncul saja ide di kepala ini untuk mendaki Rinjani menghilangkan rasa BT yang tengah merajai pikiran dan hati. Saya inget sekali saat itu pas lagi BT banget dan akhirnya mutusin untuk pergi ke Rinjani, kasak-kusuk ke travel agent nyari tiket dapet Lion Air tapi ngga direct harus ganti transit di Surabaya. Ngga apalah yang penting saya bisa sampe siang disana. Terus sesampai di bandara mataram saya carter taksi gelap ke Sembalun (kalo ngga salah waktu itu Rp.200.000) di sembalun waktu itu masih ada penginapan disana saya nginep dan nyari porter, dan tidak hanya itu saya minta mereka menyewakan peralatan pendakian untuk saya, karena saya kesana hanya berbekal satu parka, satu fleece dan tiga stel pakaian ganti serta headlamp. Juga saya minta mereka menyusun menu makanan selama pendakian. Saya inget banget waktu itu saya minta menunya harus ada ayam taliwang, sup, puding nenas. dan lainnya. hebatnya porternya bilang “Ok pak siap..!”

Sekitar jam 10 malam mereka mengetuk pintu penginapan saya, dengan membawa satu set peralatan pendakian, serta logistik (ada dua ekor ayam hidup). Saya minta mereka packing saja semua dan juga minta mereka untuk siap jam 7 pagi memulai pendakian, saya kembali melanjutkan tidur dengan nyenyak. Paginya saya hanya membawa ransel daypack berisi Parka, fleece, headlamp dan botol air, serta snack kecil, lainnya dibawa porter. Saya menyewa dua orang porter.

rinmapEnjoy banget selama perjalanan, saya terus berjalan beriringan dengan porter, dan sewaktu mendekati Plawangan sembalun salah satu porter jalan duluan dan sewaktu sampe disana tenda sudah berdiri dan dia menawarkan teh manis panas pada saya…hmmmh bener-bener enjoy sekali. Paginya berbarengan dengan pendaki lain saya muncak dan pas balik dari puncak semangkuk sup asem pedes sudah menyambut saya, saya melihat ayam yang tadinya ada dua ekor sudah tinggal seekor, rupanya yang satunya dah menjadi menu hari ini yaitu ayam Taliwang.

Siang turun ke Danau, dua malam saya menginap disana dan rasa BT yang dijakarta itu seakan terlupa semua. Mhmmm indahnya Segara anak memang melarutkan semuanya. Turun ke Senaru lumayan cepat karena kecepatan turun porter bisa saya imbangi. Masih siang sekitar jam 1 siang saya dah sampai di Senaru, segera lanjut ke Mataram dan menginap semalam disana keesokan paginya dah ada di pesawat kembali ke jakarta.

So…. Rinjani bisa didatangi sendirian, tapi harus siap merogok kantong agak dalem aja 🙂