Membuat Api Unggun dengan prinsip Leave No Trace

*) Foto: Sebuah kebakaran di savanna Gunung Argopuro pada tahun 2002

Penggunaan api unggun, sudah sangat melekat sekali dalam sejarah kehidupan manusia dan bagi para penggemar kegiatan luar ruang akan merasa ada yang kurang sekali jika tidak ada api unggun saat mereka berkemah. Bahkan beberapa orang tidak akan berpikir untuk berkemah tanpa api unggun. Membuat api unggun juga membutuhkan keterampilan teknis, yang pastinya memperhatikan sisi keamanannya. Perkembangan masa dan teknologi telah melahirkan peralatan camping dan pendakian gunung yang ringkas dan canggih, tak ketinggalan untuk kompor, sekarang banyak dijual di pasaran berbagai jenis kompor untuk di gunakan di kegiatan luar ruang, sehingga penggunaan api unggun dikalangan pendaki gunung untuk memasak mulai ditinggalkan, namun masih banyak juga yang terus melakukannya hingga sekarang sebagai bentuk sebuah wahana untuk berkumpul menghangatkan badan, padahal sudah tidak perlu menghangatkan badan dengan api unggun karena perlengkapan mendaki dan camping sekarang sudah sedemikian maju dan mampu memberikan kehangatan bagi para penggunanya.

Jika kita tinjau lagi sebenanya sudah ngga keren kok camping pakai api unggun kecuali kalau camping di pantai sembari bakar-bakar ikan sih asyik tuh, tapi kalau camping di gunung buat apa bikin api unggun sudah ada tenda, sleeping bag, jaket anget sampe matrass tiup yang makin membuat nyaman tidur tidak dingin oleh uap lembab tanah. Api unggun di lokasi camp saat mendaki akan menimbulkan hal2 sbb:

  • Percikan bunga apinya bias bikin bolong tenda anda atau tenda teman anda atau tenda pendaki lain yang nenda dekat anda
  • Asap nya juga bikin sesak, jika anda sendiri yang terkana asapnya tidak apa tapi kalau pendaki lain kan kasihan, ujung-ujung pasti akan jadi rebut.

Namun jika bagaimanapun juga anda tetap harus membangun api unggun saat camping di gunung, anda harus mengerti terlebih dahulu bahwa api unggun sangat berbahaya, bisa menyebabkan kebakaran hutan yang akhir-akhir ini sering di Indonesia dan malah sampai merenggut nyawa pendaki lain. Pahami cara aman dalam menangananinya, berikut saya share disini mengenai apa yang harus anda lakukan agar api unggun yang anda buat tidak merusak lingkungan. Di buku saya mengenai Panduan Teknis Pendakian Gunung pernah saya tulis dalam satu bab khusus mengenai prinsip Leave No Trail (LNT), sebuah prisip pelestarian alam yang dipopulerkan di Amerika dan bahkan sekarang sudah seluruh dunia. Di blog saya juga ada beberapa artikel mengenai prinsip LNT, kali ini saya akan khusus membahas mengenai bagaimana seharusnya jika membuat api unggun di gunung dengan mempraktekan prinsip LNT.

HARUSKAH ANDA MEMBUAT API UNGGUN?

  1. Hal yang paling penting anda pikirkan saat akan memutuskan untuk membuat api unggun adalah, potensi bahaya yang akan terjadi dan kerusakan yang diakibatkan. Contoh mutlak adalah kebakaran hutan, anda membunuh pohon-pohon yang masih hidup karena butuh kayunya dan hal-hal lain yang merugikan alam.
  2. Apakah ada sejarah bahaya kebakaran hutan yang pernah terjadi di area tempat yang akan anda buat api unggun tersebut. Dan apakah pemerintah atau badan yang mengelola lokasi tersebut melarang membuat api unggun?
  3. Apakah banyak kayu-kayu rubuh atau dahan-dahan patah yang bisa dipakai sehingga anda tidak perlu harus menebang pohon.
  4. Apakah anda atau anggota grup anda ada yang bisa membuat api unggun yang sesuai dengan prinsip-prinsip Leave No Trace atau dengan kata lain secara aman?

MENGURANGI DAMPAK JIKA MEMBUAT API UNGGUN

Camping didaerah yang terdapat banyak kayu untuk membuat api unggun atau didaerah ketinggian yang hampir tidak memiliki kayu, sebaiknya sebisa mungkin jangan dilakukan. Namun jika bagaimanapun juga anda harus membuat api ungun, lakukanlah dengan aman tanpa membahayakan hutan gunung dimana anda berada. Mempraktekan pembuatan api unggun berdasarkan prinsip Leave No Trace akan membuat api unggun anda jauh lebih aman, berikut beberapa contoh-contoh membuat api unggun aman berdasarkan prinsip Leave No Trace.

Lingkaran api (Fire Ring)

Biasanya di tempat-tempat camping ground sudah disediakan lingkaran api atau fire ring yang berupa lingkaran sedalam 10 – 15 cm dengan diameter yang disesuaikan dengan besarnya api unggun yang akan dibuat. Membuat api unggun dalam lingkar api ini akan jauh lebih terjaga dan biasanya di tempatkan jauh dari pepohonan yang kering. Jika di lokasi anda tidak ada lingkar api buatlah dan jauhkan dari semak belukar yang kering dan pepohonan yang mudah terbakar. Jaga api unggun anda tetap kecil, saat api unggun tidak di butuhkan lagi segera matikan dan pastikan benar-benar mati dengan menyiramnya dengan air. Tutup kembali lubang lingkar tersebut dengan demikian bekas api unggun anda akan tersamar dan akan lebih membuat bekas tempat anda camping lebih natural.

Fire Pit
Foto: sebuah bekas Fire Pit yang tidak di timbun kembali (sumber foto Google)

Gundukan Api (Mound Fire)

Membangunan Gundukan Api ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana, seperti sekop kecil yang sering digunakan berkebun atau jika anda punya sekop LNT untuk menggali saat anda buang air besar juga bisa digunakan, kemudian sebuah karung bekas atau kantong plastik sampah besar, Lembar aluminium foil juga bisa digunakan.

Gundugkan api
Foto: Bentuk dari Mound Fire atau gundugan api (Foto Google)

Cara membuat api unggun ini sbb:

Kumpulkan tanah, pasir atau kerikil dari yang sumber yang sudah ada, jangan menggali atau merusak struktur tanah untuk melakukan ini. Lubang bekas pohon tumbang atau bekas galian binatang liar adalah salah satu sumber untuk mendapatkan tanah yang diperlukan. Bentangkan karung atau plastik sampah besar diatas tanah tempat membuat api unggun, di tanah terbuka sebisa mungkin jangan yang ada rumputnya, jika anda tidak menemukan permukaan tanah diatas rumput juga tidak mengapa asalkan ketebalan gundukan tanahnya cukup tebal untuk melindungi rumput dibawahnya dari panas.. Kemudian tebarkan tanah, kerikil atau pasir secara merata diatasnya, tebarkan secara melingkar, datar sehingga mengunduk setidaknya setebal 10 hingga 12 cm. Ketebalan gundukan penting artinya untuk melindungi tanah di bawah dari panas api. Karung atau plastik sampah tersebut adalah untuk memudahkan membersihkan bekas api unggun itu nantinya. Buatlah diameter atau lingkar gundukan lebih besar dari api unggun yang akan dibuat, ini untuk memungkinkan penyebaran bara yang terbentuk tidak keluar dari gundukan. Keuntungan dari cara membuat api unggun seperti ini adalah bisa dibuat dimana saja, diatas batu yang datar sekalipun atau di atas permukaan yang berumput tebal. Setelah selesai bekas api unggun yang sudah mati bara-baranya bisa ditebarkan sehingga bekas anda membuat api unggun tidak akan terlihat.

Bentuk lain gundugkan api
Foto Bentuk lain dari Gundugan Api (Foto, Google)

Panci Api (Fire Pan)

Sesuai dengan namanya api unggun ini dibuat dengan menggunakan sebuah tatakan seperti Panci atau Pan. Gunanya tatakan ini juga adalah untuk memberikan gap antara api unggun dan tanah, tinggikan tatakan tersebut dengan memberi penyangga batu di bawahnya. Tatakan ini bisa dibuat dari potongan seng atau material aluminium yang tidak mudah terbakar. Jagalah agar api unggun tidak besar melebihi besarnya tatakan tersebut.

Tatakan api
Foto: Fire Pan atau tatakan api (Foto Google)

PIKIRKAN LAGI UNTUK MEMBUAT SEBUAH API UNGGUN

Sebuah pohon, dalam keadaan hidup atau mati sekalipun adalah rumah dari pada burung-burung dan serangga, biarkanlah dalam keadaan sebagaimana adanya. Pohon yang tumbang juga memberikan tempat berlindung bagi burung-burung dan hewan-hewan lainnya, juga meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air dan mendaur ulang nutrisi dari pohon tumbang tersebut kembali untuk lingkungan melalui proses dekomposisi. Mengupas kulit kayu dan mematahkan dahan pohon yang berdiri atau pohon yang tumbang juga mengurangi tampilan alami dari daerah tersebut. Jadi sebelum membuat api unggun pikirkan lagi apakah benar-benar berguna untuk anda, jika hanya untuk mengusir hawa dingin, gunakan perlengkapan pendakian anda secara maksimal, lebih baik memasak menggunakan kompor dari pada api unggun.

camping di gunung
Foto: Camping di gunung tetap menyenangkan tanpa api unggun (Foto, Budiman Setiono)

Jika bagaimanapun juga anda harus membuat api unggun karena pertimbangan yang sangat krusial, ingatlah hal-hal berikut:

  • Hindari menggunakan kampak, gergaji atau mematahkan dahan-dahan pohon yang masih berdiri atau pohon tumbang. Pohon yang mati dan ranting yang berserakan di tanah lebih mudah terbakar dan juga mudah untuk mengumpulkannya.
  • Gunakan potongan kayu yang kecil yang memiliki diameter tidak lebih besar dari pergelangan tangan orang dewasa karena lebih mudah untuk mematahkanya dengan tangan anda.
  • Kumpulkan kayu dalam radius daerah yang luas yang jauh dari lokasi camp anda. Kayu yang hanyut di sungai juga bisa digunakan.
  • Jangan mengumpulkan kayu bakar pada satu daerah saja, lakukan secara random demi keseimbangan proses dekomposisi, ingat cabang dan ranting pohon adalah sumber makanan bagi tanah setelah menjadi humus.
  • Bakarlah semua kayu api unggun hingga menjadi abu putih dan hancurkan bara yang terbentuk hingga menjadi halus, basahkan dengan air buang sisa-sisa abu api unggun tersebut dengan menyebarkanya di area yang luas jauh dari lokasi camp anda. Jauhkan juga abunya dari koridor sungai.
  • Kembalikan tanah yang anda ambil saat membuat api unggun dengan teknis Gudukan Api, pada tempatnya.
  • Tebarkan sisa-sisa kayu yang tidak terbakar di beberapa tempat agar lokasi camping anda terlihat lebih natural tanpa bekas api unggun.
  • Bawa pulang semua sampah dari api unggun seperti plastik yang terbakar dan sampah lainnya yang tidak bisa terurai oleh proses pembusukan.

Sekali lagi himbauwan saya jika memang sebuah api unggun tidak dibutuhkan untuk menghagatkan anda atau untuk memasak makanan anda. Jangan buat api unggun, maksimalkan penggunaan peralatan pendakian anda selain itu hampir di seluruh kawasan taman nasional dan hutan lindung di Indonesia ada larangan membuat api unggun dan pelanggar bias di tuntut secara hokum. Mari kita nikmati keindahan alam Indonesia dengan bijak agar generasi yang akan datang masih bias menikmatinya bukan menjadi sebuah cerita dan mintos bahwa Indonesia itu indah.

2 comments

  1. nice info gan, ijin copas
    saya sering berjumpa dengan pendaki lain yang membuat api unggun saat di ingatkan mereka cuek saja dan bahkan ada yg marah. sepertinya cukup susah merubah sebuah pikiran mereka hehehehe

Comments are closed.