Manajemen Ultralight Backpacking di Gn. Gandang Dewata

LATAR BELAKANG

Sejarah munculnya aliran Ultralight Backpacking di Amerika berawal dari pada hiker-hiker yang menempuh perjalanan panjang di jalur-jalur trail panjang di negara tersebut yang bisa memakan waktu berbulan-bulan. Sebut saja Appalachian Trail yang diselesaikan dalam waktu 5 hingga 7 bulan. Karena didorong keinginan untuk menyelesaikan lebih cepat maka para hikers disana mulai berinovasi dan akhirnya terciptalah Ultralight Backpacking, yang mana Ultralight Backpacking ini menurut saya merupakan sebuah gaya baru dari manajemen perjalanan. Ultralight atau kita singkat dengan UL ini berkembang pesat hingga sekarang dan didukung juga oleh para produsen peralatan hiking yang mengeluarkan produk-produk yang ringan. Saya mengenal UL ini tahun 2008 dan dari literatur-literatur yang saya baca UL ini bukanlah semata mengenai peralatan yang ringan saja tapi lebih luas lagi, maka dari itu saya lebih cenderung menyebutnya dengan manajemen perjalanan UL. Didalam UL tidak hanya menekankan soal bobot ringan tapi juga serba guna, praktis dan tidak melupakan safety nya.

Sebagai contoh penggunaan water filter pada UL hiker bukan saja karena hal praktisnya, tapi disisi lain adalah mengurangi proses memasak air sehingga penggunaan bahan bakar juga berkurang. Dengan demikian tidak perlu berbanyak-banyak membawa bahan bakar. Mengenai logistik pun para UL hiker membawa makanan praktis yang pengolahan dan penyajiannya tidak memakan waktu, sehingga lebih menghemat bahan bakar dan juga lebih ringan.

Tenda kami bertiga, tipe tarp tent untuk 1 orang, lokasi di Pos Lembah Ve

Puncak Gandang Dewata yang berada di pegunungan Quarles adalah salah satu trek pendakian panjang di Indonesia, normal pendakian ke gunung ini adalah 7 hingga 8 hari perjalanan dengan kondisi ransel full pack. Saya sudah  cukup lama merencanakan untuk mempraktekan manajemen pendakian Ultralight di trek panjang Gandang Dewata ini, namun karena pandemik rencana tersebut selalu tertunda dan baru akhir bulan September 2021 ini terlaksana. Alasan saya ingin menerapkan manajemen Ultralight backpacking di Gandang Dewata adalah ingin memangkas waktu tempuh, karena dengan UL otomatis daya jelajah saya akan semakin jauh karena bobot ransel yang jauh lebih ringan dari pada bobot ransel umumnya untuk perjalanan panjang. Dan satu hal lagi ciri khas dari manajemen UL ini adalah para hiker semua self support dengan kata lain masing-masing hiker memiliki perlengkapan masing-masing dan logistik masing-masing, tidak ada logistik atau perlengkapan tim, semua dibawa dan dimiliki oleh masing-masing pendaki.

ANGGOTA TIM

Dari awal perencanaan saya sudah memberitahukan kepada seluruh kawan-kawan saya yang berminat bahwa perjalanan ini menerapkan manejemen pendakian Ultralight yang self support dimana masing-masing individu harus mempunyai perlengkapan dan logistik masing-masing serta dibawa masing-masing individu, saya menargetkan berat total dari masing-masing ransel adalah dibawah 10 kg. Semua teman-teman saya yang ikut berjumlah 6 orang ini sudah memahami akan hal ini. Kami berenam terdiri dari 2 orang dari Jakarta, 1 orang dari Bandung, 1 orang dari Palu dan 2 orang dari Makassar. Namun karena kodisi fisik salah satu teman yang dari Jakarta, dia hanya sampai di pos 2 dan memutuskan turun dan ditemani oleh dua orang yang dari Makassar yang juga memutuskan turun untuk menemani nya. Sementara saat itu saya dengan 1 orang dari Bandung dan 1 orang dari Palu sudah berada di pos 3 dan melanjutkan pendakian hingga selesai. Inilah sisi lain keuntungan manajemen UL yang self service ini, jadi jika ada anggota tim yang memutuskan tidak melanjutkan perjalanan yang lainnya tidak terpengaruh karena perlengkapan dan logistik sudah di miliki masing-masing.

Pendakian ini berlansung pada musim hujan, setiap hari mulai jam 10 pagi dan kadang jam 1 siang hujan sudah menemani langkah-langkah kami menapaki jalur trek pendakian Gn. Gandang Dewata.

Kami bertiga di puncak Gandang Dewata

PERSIAPAN

Waktu tempuh umumnya untuk pendakian ke puncak Gandang Dewata adalah 7 hingga 8 hari pulang pergi, dengan manajemen UL backpacking ini saya berencana melakukannya dalam 5 hari 4 malam. Untuk mewujudkan hal tersebut persiapan yang saya lakukan sebagai berikut:

  • Pembuatan Itinerary pendakian

Untuk memudahkan saya menyusun perencanaan peralatan dan logistik terlebih dahulu saya menyusun intinerary pendakiannya:

RencanaHari 1. Tgl 21 SepMamasa – Dusun Rante Pokok – Pos 307:00 – 16:00
Pelaksanaan Mamasa – Dusun Rante Pokok – Pos 307:00 – 15:30
RencanaHari 2. Tgl 22 SepPos 3 – Pos lembah Ve07:00 – 17:00
Pelaksanaan Pos 3 – Pos lembah Ve11:00 – 20:00
RencanaHari 3. Tgl 23 SepPos Lembah Ve – Puncak – Pos Lembah V07:00 – 17:00
Pelaksanaan Pos Lembah Ve – Puncak – Pos Lembah V09:00 – 18:00
RencanaHari 4. Tgl 24 SepPos Lembah Ve – Pos 307:00 – 17:00
Pelaksanaan Pos Lembah Ve – Pos 508:30 – 17:00
RencanaHari 5. Tgl 25 SepPos 3 – Dusun Rante Poko07:00 – 17:00
Pelaksanaan Pos 5 – Dusun Rante Poko08:00 – 17:00
RencanaHari 6. Tgl 26 SepSpare satu hari jika air sungai meluap tidak bisa menyeberang
Pelaksanaan Spare day nya tidak dipakai

Seperti yang di jelaskan diatas, 3 orang teman kami memutuskan tidak melanjutkan perjalanan, mereka hanya camp di pos 2 dan saat itu kami sudah berada di pos 3, ke esokan harinya satu dari kami menyusul mereka ke pos 2 untuk konfirmasi, kemudian setelah dia kembali lagi ke pos 3 kami bertiga baru melanjutkan perjalanan menuju Lembah Ve pada jam 11 siang.

  • Peralatan dan perlengkapan

Dalam manajemen ultralight, peralatan di bagi kedalam dua kelompok bobot yaitu Base weight dan Variable weight yang terkadang disebut juga dengan consumable weight. Kedua kelompok bobot ini adalah berat total ransel.

Base weight adalah Peralatan yang selalu ada dan tidak berubah dari awal pendakian sampai turun dan berakhirnya pendakian.

Variable/consumable weight adalah perlengkapan yang jumlahnya berkurang terus hingga habis selama pendakian seperti bahan bakar dan bahan makanan.

Ada satu kelompok perlengkapan lagi yaitu Walking Items atau Worn Item yaitu perlengkapan yang dipegang atau dikenakan pada tubuh  dan tidak disimpan didalam ransel, contohnya pakaian yang dikenakan, trekking pole, tas pinggang, item-item didalam tas pinggang dan lainnya.

Untuk saya pribadi pada perjalanan ini berhubung naik dan turun nya pada titik lokasi yang sama maka perlengkapan yang tidak saya butuhkan dalam pendakian saya titipkan di Mamasa dan kelompok perlengkapan ini saya namakan Deposit Items.

Berikut saya bahas perlengkapan yang masuk kedalam katagori Base Weight

Sleeping Items

1MM Hummingbird tent727g
2Plastic footprint50g
3MM Aluminum Matrass80g
4MM Thermal Bivy158g
5MM Sleeping bag Liner118g
6MM Ultralight Pillow84g
7TNF Thermal underwear top110g
8TNF Thermal underwear bottom120g
9MM baselayer zipper221g
10Uniglo down jacket244g
11MM tube Bandana/buff38g
12MM Shocks70g
13Black Diamond base gloves35g
14Running short pants121g
 Total berat sleeping items2176g

Sleeping items ini adalah perlengkapan yang saya gunakan untuk tidur, saya menggunakan tenda Hummingbird Merapi Mountain, tenda 1 orang ini bertipe tarp tent dan memiliki inner jaring, dibandingkan dengan tenda biasa ukuran 1 orang, tenda ini kekurangannya adalah lebih sempit saja dan jika belum pernah mendirikan tenda tipe seperti ini akan sedikit membutuhkan waktu. Sedangkan untuk sleeping bag saya menggantinya dengan menggunakan Thermal Bivy Merapi Mountain dan Sleeping Bag liner silk Merapi Mountain. Dua kombinasi ini buat saya sudah cukup hangat dan nyaman tinggal apparel untuk tidur yang perlu saya perhatikan. Saya menggunakan pakaian dalam thermal yang biasa saya pakai saat mendaki gunung salju, kemudian saya lapisi dengan baselayer Merapi Mountain dan kemudian ditambah down jacket uniglo, sebagai penghangat kepala saya pakai tube bandana/buff Merapi mountain, untuk kaki saya tambahkan kaos kaki dari Merapi Mountain dan untuk kehangatan tangan saya menggunakan base gloves dari Black Diamond. Tenda saya kasih footprint dari plastik trash bag. Didalam tenda saya menggunakan double side aluminum matrass. Dengan kondisi ini saya sudah tidur nyenyak dan tidak kedinginan, dan tentunya sebelum tidur perut saya sudah terisi makanan hangat yang mengenyangkan.

Camp Utilities

1UL titanium head stove27g
2Snow Peak titanium cook pot130g
3Titanium sporke17g
4Folding cup plastic24g
5Playtipus water tank (2 piece)76g
6MM Nano Headlamp74g
7Sandal208g
8Mancis (hanya dibawa 1 saja)18g
9Foldable bottle 1.8 liters94g
10Purification pipe50g
11Microfibre wipe12g
12Titanium hand shovel32g
13Windshield aluminum foil23g
14MM Silicon Foldable Bowl86g
 Total berat keseluruhan Camp Utilities871g

Untuk Camp Utilities, pada alat masak saya menggunakan kompor ultralight terbuat dari bahan titanium, kuat tapi ringan dan menggunakan tabung gas ulir. Nesting saya hanya menggunakan satu nesting saja yaitu nesting Titanium nya Snow Peak, karena semua bahan logistik makanan saya praktis, maka memasak dengan satu nesting sudah cukup, setelah matang makanannya saya taro di mangkok lipat silicon Merapi Mountain dan siap di nikmati. Untuk mengurangi penggunaan tissue kering buat lap-lap nesting kotor, saya membawa kain microfiber wipe yang bisa di bersihkan ulang setelah dipakai sehingga penggunaan tissue yang menambah sampah bisa dihindari.

Spare Apparel

1MM Rain/wind jacket188g
2Running Shocks39g
3MM Base layer long hand172g
4Mono use underwear (5 piece)45g
 Total berat keseluruhan Spare apparel444g

Spare apparel atau pakaian cadangan, saya hanya menyiapkan satu baselayer lengan panjang Merapi Mountain, mono use underwear dan cadangan kaos kaki sepasang. Untuk Jaket angin dan hujan saya hanya mengandalkan satu light rain coat Merapi Mountain dan ternyata cukup. Biasanya pada gaya pendakian non Ultralight atau dibilang sebagai konvensional oleh teman-teman pendaki ultralight, saya selalu membawa jaket hujan dan jaket parka untuk menahan angin. Kali ini jaket hujan saya fungsikan juga sebagai jaket penahan angin pengganti parka. Hal ini seperti yang saya jelaskan diatas bahwa Ultralight itu bukan hanya soal ringan akan tetapi juga multifungsi dan praktis.

Backpacks

1MM sample backpack 40L1000g
2MM Hyperlight 15L summit pack103g
 Total berat keseluruhan backpack1103g

Untuk ransel karena saat ini Merapi Mountain belum ada ransel frame less seperti yang biasa dipakai oleh kawan-kawan pendaki Ultralight, akhirnya saya mengandalkan ransel sampel Merapi Mountain. Ransel ini berstyle umumnya ransel ultralight, hanya ransel sampel ini memiliki backsystem sehingga beratnya masih 1000g (1kg) namun ternyata saat dilapangan ransel 40L style ultralight dengan backsystem ini jauh lebih nyaman dipakai dari pada ransel 40L ultralight yang tidak pakai back system, karena rasel 40L non back system saat di isi penuh 9kg akan membulat seperti karung dan membuat tidak nyaman penggunanya pada bagian shoulder pad nya, ini terlihat dari salah satu teman saya yang selama perjalanan kemaren menggunakan ransel seperti ini. Sedangkan ransel saya karena ada back system dengan kapasitas 40L diisi penuh bobot 9 kg tetap nyaman dipakai. Untuk summit attack saya menggunakan daypack lipat ringan Hyperlight Merapi Mountain.

Tools & Others

1Small carabiner7g
2Webbing100g
3Power Bank200g
4Monopod200g
5Akaline battery 4 piece588g
 Total berat keseluruhan tools & others1095g

Tools & others ini adalah item-item penunjang perjalanan pendakian ini, seperti turbular webbing saya bawa untuk jaga-jaga jika diperlukan saat menyeberangi sungai, power bank untuk charge HP dan jam tangan saya, monopod untuk Gopro serta battery alkaline untuk GPS Garmin saya.

Jadi total berat peralatan saya yang termasuk dalam katagori baseweight adalah :

2176g + 871g + 444g + 1103g + 1095g = 5689 (total base weight)

Walking/Worn Items

1MM Granite convertible pant206g
2MM Base layer short hand132g
3MM Light Cap57g
4MM Tube Bandana/buff38g
5Hoka trail running shoes498g
6Running shocks39g
7MM Karakoram Trekpole252g
8Suntoo Ambit peak 3 watch91g
9MM Amuba waist bag61g
10Cellphone Samsung note 9224g
11Victorinox74g
12Julbo sunglass40g
13GPS Garmin GPSmap 60 csx216g
14Trekker belt115g
15Reading class &case47g
16Storm Whistle14g
17MM Thermocompass10g
18Gopro Max & spare battery268g
 Total berat Walking/Worn Items2382g

Walking/Worn Items ini adalah item-item yang saya pakai dan berada diluar dari pada ransel, jadi ototmatis tidak termasuk dalam katagori peralatan yang mempengaruhi base weight. Trekking pole, camera Gopro selalu ditangan saya, GPS saya cantelkan kadang di pinggang kadang di tas pinggang. Demikian juga item-item lainnya yang disimpan di waist bag.

Deposit Spare apparel and others items (dititip di dusun)

1MM Sahara convertible pants324g
2MM Microfibre towel146g
3Mono use underwear 10 pcs30g
4MM Base layer short hand 2 pcs264g
5MM Tube Bandana/buff38g
6Soap & Shampoo100g
7Stuff bag11g
8T-shirt Catton160g
 Total berat items yang di titip di dusun1073g

Untuk barang-barang yang tidak terpakai selama pendakian atau spare pakaian dan lainnya saya titipkan di dusun dan ini adalah termasuk dalam kelompok Deposit Spare apparel &items.

  • Menu makanan dan list logistik

Dewasa ini sudah banyak makanan praktis yang siap saji dan hanya butuh waktu 20 menit untuk memasaknya dan menyiapkannya. Jika selama ini hanya mengenal mie instant sebagai makanan cepat saji, artinya anda sudah tertinggal jauh dengan kemajuan logistik pendakian gunung di Indonesia. Bahan makanan yang saya bawa semua siap saji dan dengan rasa dan kandungan vitamin yang cukup.

Berdasarkan itinerary pendakian saya menyusun menu makanan saya setiap harinya sbb:

Hari pertama, tanggal 21 Sept 2021

  • Pagi: Sarapan di Mamasa
  • Siang: Nasi bungkus
  • Snack dijalan: berbagai macam bars dan chocolate
  • Malam: Nasi Putih, Rendang, Ikan kalapan balado, sop tomyam dan desert dry fruit + pie chocolate.

Hari kedua, tanggal 22 Sept 2021

  • Pagi: Bubur ketan hitam dan teh manis
  • Siang: Nasi putih, opor, ikan kalapan balado
  • Snack dijalan: berbagai macam bars dan chocolate
  • Malam: Nasi putih, semur daging, Ikan Kalapan Balado, Sop Tomyam dan desert dry fruit + pie chocolate.

Hari Ketiga, tanggal 23 sept 2021 (muncak)

  • Pagi: Mie Korea, irisan daging asap dan teh manis
  • Siang : Hanya berbagai macam bars dan chocolate
  • Malam: Nasi Putih, kari ayam, teri kacang balado, sop tomyam dan desert dry fruit + pie chocolate

Hari Ke empat, tanggal 24 Sept 2021

  • Pagi: Bubur ketan hitam dan teh manis
  • Siang: Nasi putih, opor, teri kacang balado, Ikan kalapan balado
  • Snack dijalan: berbagai macam bars dan chocolate
  • Malam: Nasi Putih, Ikan tuna asam pedes, teri kacang balado dan desert pie chocolate

Hari Ke Lima, tanggal 25 Sept 2021

  • Pagi: Bubur ketan hitam dan teh manis
  • Siang: Nasi putih, daging asap, teri kacang balado
  • Malam: makan malam di mamasa

Makanan cadangan untuk satu hari terdiri dari:

  • Nasi goreng rending
  • Nasi rasa Mexican beef
  • Mie mushroom pho

Minuman penyemangat : Pocari Sweat dan Nutrisari.

Bahan logistik saya memasaknya hanya 20 menit sebagai contoh masak nasi putih, memasaknya dengan cara memasukan air panas mendidih kedalam bungkusnya dan ditutup dibiarkan selama 15 hingga 20 menit dan sudah lansung jadi nasi, sekali masak nasi porsinya cukup banyak buat saya sehingga bisa dua kali hingga tiga kali makan bahkan saya juga bisa membaginya pada teman seperjalanan. Nasi putih makan malam yang tersisa saya makan untuk makan siang keesokan harinya, lauknya sudah saya hangatkan pagi sebelum berangkat sehingga pas makan siang tidak perlu masak-masak lagi. Karena praktis dan cepat saji ini, saya sangat menghemat bahan bakar gas, saya membawa dua tabung gas ulir dan hanya satu tabung gas yang terpakai selama 5 hari 4 malam di gunung dan bahkan hingga sampai ke dusun tabung gas yang terpakai satu tabung tersebut masih ada sisa gasnya didalam.

Berikut list produk-produk logistik yang saya bawa

1Ransum Hari ke 1 
 H-eat nasi putih 1bks200g
 I-meal Rendang 1 bks90g
 Sop Tomyam 1 bks50g
2Ransum Hari ke 2 
 Kimbo bubur ketan hitam 1 bks180g
 Protemil daging opor 1 bks30g
 H-eat nasi putih 1 bks200g
 Kimbo semur daging 1 bks200g
 Sop Tomyam 1 bks50g
3Ransum Hari ke 3 
 Mie korea  1 bks120g
 Protemil daging asap30g
 H-eat nasi putih 1 bks200g
 I-meal Kari Ayam 1bks90g
 Sop Tomyam 1 bks50g
4Ransum Hari ke 4 
 Kimbo bubur ketan hitam180g
 Protemil daging opor 1 bks30g
 I-meal ikan tuna asam pedes 1 bks90g
5Ransum Hari ke 5 & Ransum Cadangan 
 Kimbo bubur ketan hitam 1 bks180g
 Protemil daging asap 1 bks30g
 H-eat rasa Mexican beef 1bks120g
 H-eat rasa nasi goring rending 1 bks120g
 H-eat mie mushroom Pho  1 bks120g
6Ikan kalapan balado 1 bks100g
 Teri kacang balado 1 bks90g
7Teh & gula 1 set60g
8Pocari sweat bubuk110g
9Nutrisari70g
10Chocolate & bars300g
11Choco pie 6 bks100g
12Dry fruit 3 bks240g
Tabung gas ulir 2 tabung (sewa di makassar)89g
14Autan lotion & Spray120g
15Maskers26g
 Vitamin C,D,E27g
16P3K pribadi 1 set24g
17Hand sanitizer57g
18 Toiletries460
19Tissue kering 1 bungkus tipis40g
 Total berat logistik secara keseluruhan4273g

Jadi dengan demikian total berat ransel saya adalah :

Base weight + Variable atau consumable weight = Berat total ransel.

5689g + 4273g = 9962g

Berat ransel ini akan terus berkurang seiring dengan makin berkurangnya jumlah variable weight karena proses konsumsi.

Untuk 2 buah tabung gas, tidak ada dalam foto karena tabung berikut isi gasnya saya sewa di Makassar, sedangkan untuk air minum saya hanya isi botol lipat saya dengan air mentah sungai dan minum dengan menggunakan pipa sedotan purification.

Jadi dengan total bobot ransel hanya 9 kiloan saya dan teman-teman berhasil memangkas waktu tempuh pendakian Gandang Dewata dari normal 7 hingga 8 hari menjadi hanya 5 hari. Kedua teman saya yang lain berat ranselnya juga 8 hingga 9 kilogram. Jadi pengaplikasian manajemen Ultralight backpacking pada medan gunung panjang seperti Gandang Dewata bisa dilakukan, namun sebagai catatan kondisi sumber air yang melimpah di gunung ini juga sangat membantu kami untuk mendaki dengan manajemen ultralight, karena disetiap pos lokasi camp kami bermalam selalu dekat sungai dan saat berjalanpun beberapa kali kami menyeberangi sungai kecil. Kemungkinan jika manajemen ultralight di aplikasikan pada gunung yang susah sumber air akan berbeda, karena pastinya ransel akan di bebani oleh bekal air minum.

Demikian detail perencanaan hingga eksekusi perjalanan pendakian saya dan teman saya ke puncak Gandang Dewata di pegunungan Quarles, dimana normal waktu tempuh pendakian adalah 7 hingga 8 hari. Kami menempuhnya dengan waktu 5 hari berkat manajemen Ultralight Backpacking yang memungkinkan kami bergerak lebih jauh dan lebih cepat. Serta lebih menikmati perjalanan karena tidak terlalu di bebani oleh bobot ransel yang berat. Namun pastinya dalam Ultralight akan ada kenyamanan yang di korbankan, dan kenyamanan untuk tiap orang pastinya beda-beda, bagi saya pribadi kenyamanan yang saya korbankan pada pendakian dengan manajemen ultralight ini adalah kenyamanan tenda, saya terbiasa menggunakan tenda dengan frame yang ruang huninya luas sehingga bebas bergerak meski tenda frame dengan kapasitas 1 orang sekalipun tetap nyaman, Nah dengan menggunakan tenda tarp tent pada perjalanan ultralight backpacking ini, saya merasa sangat ruang huni tenda ini sempit dan membatasi ruang gerak saya, namun kompensasi nya adalah bobot tendanya yang ringan.

Evaluasi dan Kesimpulan

Berdasarkan perjalanan kemaren ada bebebrapa evaluasi dan kesimpulan mengenai perjalanan ke Gandang Dewata dengan manajemen UL Backpacking ini yang mungkin bisa jadi masukan buat teman-teman yang ingin melakukannya.

  • Soal Sepatu, pada perjalanan ini saya menggunakan sepatu trail running merek Hoka, dan ternyata grip solnya tidak begitu cocok dengan tanah humus, sepatu hoka saya ini hanya menang di bobot ringan saja, sementara grip solnya kurang dan sukses membuat saya beberapa kali kepeleset di atas tanah licin berhumus tebal. Harusnya saya pakai sepatu trail running Salomon yang lebih besar grip solnya. Kesimpulannya grip sepatu trail running yang lebih besar yang cocok digunakan untuk UL di Gandang Dewata.
  • Bahan bakar gas saya kemaren bawa 2 tabung gas penuh dan ternyata dengan tipe logistik yang cepat pengolahan dan cepat sajinya membuat bahan bakar lebih hemat, jadi kemaren tabung gas saya hanya kepakai satu tabung dan itupun masih menyisa gas nya saat saya saampai kembali di Mamasa. Kesimpulannya dengan tipe dan jenis logistik makanan saya, satu tabung gas sudah cukup untuk perjalanan 5D4N.
Menyeberangi sungai adalah hal yang rutin di medan Gn. Gandang Dewata